Selamat Datang di ITUZH POENJA Blog...!!!

Sabtu, 01 Mei 2010

Museum Littleton, Masa Lalu di Masa Kini


Berkunjung ke museum Littleton, Colorado bagaikan kita berkunjung ke rumah keluarga Ingalls, karakter dari serial televisi jadul Little House on the Prairie. Di museum ini terdapat areal terbuka yang di atasnya berdiri bangunan-bangunan dari kayu, merupakan rekonstruksi rumah dan kehidupan suatu keluarga di Littleton tahun 1860-an dan 1890-an. Areal terbuka ini terbagi dua, satu untuk tahun 1860-an, yang agak tertinggal kalau dibandingkan dengan bagian lain, tahun 1890-an. Walaupun rekonstruksi, semua bangunan dibuat sesama mungkin dengan yang ada di jaman itu, juga ukuran bangunan-bangunan adalah ukuran sebenarnya.


Setiap pengunjung diberikan satu peta sederhana yang sangat informatif.

Sebelum kita sampai ke areal terbuka ini, terletak di belakang gedung museum indoor, kita akan dibuat terpesona melihat kemewahan gedung ini. Dengan luas hampir 2.973 meter persegi, gedung ini mempunyai empat galeri, tiga ruangan kelas, satu ruangan agak besar untuk pertemuan ataupun pendidikan, pusat riset tempat penyimpanan foto-foto dan manuskrip Littleton serta tak ketinggalan gift shop.

Littleton sendiri adalah kota kecil, berpenduduk hanya 40.000-an orang dengan luas 36,1 km persegi yang secara administratif masuk dalam tiga county, Arapahoe (sebagai ibu kotanya), Jefferson dan Douglas. Mulai ditempati oleh para pendatang sejak tahun 1859, Littleton resmi menjadi kota sejak tahun 1890, namanya sendiri diambil dari nama Richard Little, tokoh masyarakat yang bersama istrinya, Angeline, berjasa merubah daerah tak bertuan menjadi kota.

Di dalam gedung, terdapat ruangan tempat penyimpanan benda-benda bersejarah perjalanan kota ini. Benda-benda bersejarah itu disimpan di dalam kotak-kotak kaca sesuai dengan tahapan-tahapan perkembangan kota. Dari jaman para pioneer dulu sampai tahun 1960-an serta peralatan perang dunia pertama dan kedua. Setiap kotak dilengkapi dengan foto-foto besar serta informasinya.

Setelah puas melihat-lihat isi gedung dan menikmati kemewahannya, baru kita melangkah ke halaman belakang dimana museum outdoor berada. Setiap pengunjung diberikan satu peta sederhana yang sangat informatif menjelaskan fungsi bangunan-bangunan kayu yang ada di sana. Total luas areal outdoor ini 15,78 hektar, jadi kalau tidak mau capek atau tidak mau mencium aroma khas kandang hewan dan juga tidak mau menginjak ranjau darat lebih baik tinggal di dalam gedung.

Di areal tahun 1860-an, kita akan melihat rumah, kandang-kandang hewan, tempat penyimpanan hasil panen seperti jagung, tempat penyimpanan es, dapur kecil terbuka dan tempat penyimpanan kuda. Semuanya sangat sederhana. Rumah sangat kecil, dua lantai, lantai pertama tidak punya ruangan, semua dilakukan di dalam ruangan sempit berlantai tanah ini. Di atas ada ruangan untuk tidur. WC masih di luar. Terasa sangat pengap karena jendela hanya ada satu dan kalau musim dingin asap yang keluar dari perapian tentu mengganggu pernafasan dan penglihatan.

Uniknya, bukan hanya bangunan-bangunan saja tetapi kita akan bertemu dengan pemilik rumah. Karyawan museum dengan memakai pakaian jadul terlihat menyulam, menyalakan api atau memberi makan ternak seperti penghuni yang sebenarnya. Selain tentu saja membantu pengunjung bila diperlukan. Benar-benar serasa memasuki era 1860-an.

Dari rumah dan pekarangan itu kita bisa pergi agak jauh ke lapangan kosong yang dipagar. Di dalam areal itu teronggok alat-alat pertanian, masih dari era 1860-an. Di seberang lapangan itu ada bangunan kecil dari kayu, sekolah jaman dulu. Bangunan ini adalah bangunan original, sekolah dulu yang dipakai oleh anak-anak Littleton belajar. Dibuat di tahun 1865, sekolah ini dipindahkan dari tempat asalnya ke museum pada tahun 1972, direnovasi tahun 1979. Ukurannya hanya 5m x 4,8 m. Bangku panjang menempel pada dinding di sisi kanan dan kir, di depan ada papan tulis kecil, serta dilengkapi dengan tungku pemanas. Sangat sederhana sekali.

Puas melihat dan masuk ke semua bangunan di era 1860-an, kita menuju ke areal tahun 1890-an. Dibandingkan dengan 1860-an, bangunan-bangunan di sini sudah jauh lebih bagus dan sehat , bentuknya pun sama dengan bentuk bangunan-bangunan saat ini. Rumah, hanya satu lantai dengan dua kamar tidur, dapur, ruang tamu sekaligus ruang keluarga, beranda di samping dan di belakang rumah. Di ruang keluarga ada piano sebagai alat hiburan keluarga. Lantai sudah dari kayu, yang kalau sekarang pasti mahal harganya. WC masih di luar, di sebelah rumah. Ada jalan dari papan di sekitar rumah untuk menghindari halaman yang becek karena musim hujan atau salju.

Di sekitar rumah ada tempat penyimpanan hewan pangan serta kuda yang diatasnya biasa disimpan hasil panen dan juga makanan kuda. Di sebelahnya ada kandang sapi. Selain itu terdapat blacksmith atau pandai besi yang menunjukkan keterampilan langka berurusan dengan menempa besi selagi panas di hari tertentu. Bangunan lain yang ada di sana adalah gudang tempat penyimpanan alat-alat pertanian. Dibandingkan dengan di era 1860-an tidak banyak bangunan di sini. Mungkin hidup lebih simple dari hidup tiga puluh tahun sebelumnya. Apalagi sudah memasuki pergantian abad yang membawa perubahan besar dalam kehidupan penduduk.

Kunjungan yang memakan waktu dua jam pun akhirnya selesai. Karena jalan keluar langsung dari area outdoor tidak ada, jadi harus kembali masuk ke dalam gedung museum. Dari suasana perkampungan jaman dulu kembali lagi ke jaman modern. Setelah bersih-bersih di rest room untuk menghilangkan aroma kandang barulah pulang. Dua jam yang menyenangkan hati dan menyehatkan badan.

0 komentar:

Posting Komentar