Selamat Datang di ITUZH POENJA Blog...!!!

Kamis, 29 April 2010

Tips Kecantikan Wajah

Secara umumnya wanita harus menjaga kulitnya dari berbagai gangguan. Tindakan yang patut dilakukan adalah berikut ini:

• Cuci tangan yang bersih sebelum menyentuh wajah Anda
• Lakukan cleansing kulit wajah pada pagi dan malam hari: Perlu dilakukan di malam hari – meski Anda tidak ber-makeup, karena wajah mudah dinodai oleh polusi. Perlu pula dilakukan pada pagi hari, karena kulit Anda mengeluarkan lemak dan kotoran pada malam hari
• Di malam hari, luangkan waktu untuk memijat kulit untuk menstimulasi sirkulasi pertukaran sel-sel pada kulit. Pijatan lembut selama dua menit bisa menghilangkan keletihan, menyantaikan wajah dan memberi kecerahan kulit.
• Banyaklah minum air putih.

Untuk kulit kering:
• Berilah kesenangan setiap saat.
• Ubah jenis produk perawatan kulit sesuai musim, iklim, dan gaya hidup Anda: lingkungan ber-AC, kehidupan di alam terbuka
• Mulailah menggunakan produk perawatan anti-ageing, segera setelah pertanda penuaan muncul. Hal ini kerap terjadi lebih cepat untuk jenis kulit Anda (utamanya di area sekitar mata)
• Hindari mandi dengan air panas, ada baiknya memakai bath oil

Untuk kulit sensitif:
• Hangatkan dulu produk perawatan di genggaman tangan sebelum Anda memakainya. Lakukan perawatan kulit tanpa menggosok
• Sebaiknya gunakan jari jemari daripada katun wol, kain atau tisu.
• Gunakan penyemprot air, jangan membasuh melalui keran air.

Untuk kulit separuh baya:
• Pilihlah produk perawatan kulit anti-ageing tergantung pada kondisi kulit, kebutuhan dan musim.
• Leher, mata, dan tangan Anda bisa mengurangi keindahan penampilan, jadi imbali mereka dengan perhatian yang sangat spesial.
• Di setiap pagi yang menyulitkan, janganlah ragu buat menggunakan produk kecantikan yang sesuai, yang bisa melembutkan permukaan kulit.
• Sering terkena sinar matahari langsung, bisa menyebabkan keriput dan noda di kulit.

Untuk kulit berminyak
• Lindungi dirimu dari sinar matahari langsung, dan penimbunan lemak di kulit wajah
• Jangan mengeluarkan jerawat dan beruntusan di wajah secara swalayan
• Lakukan perawatan peeling pada wajah sekali hingga tiga kali seminggu.


»»  Baca Selengkapnya..

Cintaku Dirimu Seorang...

Tak kan ada cinta tanpa pengorbanan....
Tak kan ada bahagia tanpa cobaan...
Tak kan ada rindu tanpa perpisahan...
Tak kan ada luka tanpa duka...

Cintaku setulus sang surya slalu menyinari dunia...
Perhatianku kan slalu abadi bagai bintang menemani sang rembulan...
Kukan slalu setia disisimu disetiap malam-malam yang mencekam...
Tulusnya cintaku tak kan dapat diukur bagai dalamnya lautan...

Cinta ini kan slalu abadi tak seperti musim yang slalu silih berganti...
Cinta ini tak kan pernah padam seperti nyala liliin yang akan padam dimakan oleh gelapnya malam...
Cinta ini tak kan pernah pudar seperti goresan tinta yang dimakan oleh waktu...
Cinta ini hanya untukmu,walau kau terlalu sering mencampakanku...

Panasnya gurun pasir takkan melelehkan cintaku padamu...
Terpaan angin topan takkan mengoyahkan cintaku padamu...
Dalamnya lautan samudra tak kan menghanyutkan cintaku padamu...
Rasa cinta ini padamu kan slalu abadi walau raga ini tlah binasa oleh waktu....
»»  Baca Selengkapnya..

Kisah Merpati Jantan dan Melati Putih

Cinta Sejati :: Kisah seekor burung merpati dan bunga melati Pada suatu hari,hidunplah seekor burung merpati jantan yang hidup di sangkar dekat ranting pohon akasia di Taman Kota.Hari-hari indah selalui di laluinya,mengapa demikian ? Karena ia selalu ditemani oleh setangkai bunga melati di bawah sangkarnya . Entah mengapa,burung merpati sangat mencintai bunga melati itu,namun,sang melati malah sebaliknya,ia benci dan iri terhadap burung merpati yang selalu terbang bebas kemanapun ia pergi,dan melati,ia selalu dianggap tidak menarik dengan warna bunga yang biasa ini .Sore hari,Sang Merpati melihat Melati sedih sendiri di tengah rerumputan yang tak bisa diajak berteman. Merpati pun mendaratkan tubuhnya di salah satu pagar taman yang melindungi bunga melati itu . “Hei melati yang indah,kenapa kau bersedih ?” Tanya Sang Merpati . “Apa ? indah ? untuk apa kau datang kemari?Jangan sok peduli” Bukannya membalas dengan baik,Melati malah memarahi Sang Merpati . “Iya,kau memang indah,kau selalu terlihat mempesona dimataku,aku memang peduli terhadap mu, taukah kamu ? bahwa aku selalu memperhatikanmu setiap saat setelah mencari makan,dan taukah kamu ? bahwa yang selalu menyirammu dengan air hangat di tengah malam yang dingin itu aku,aku yang selalu membasahi bulu-bulu ku di bukit dekat pemandian air panas itu dan membawanya kesini dan ku berikan padamu disaat kau terlelap kedinginan,dan taukah kamu ? bahwa aku sangat sangat mencintaimu” Kata Merpati . “Oh ... makasih,jadi,apakah aku harus berbalas budi padamu ? aku ini tidak seperti dirimu,yang bisa terbang bebas ke sana kemari, aku ..aku hanya disini sendiri,di temani rerumputan ini yang tidak ingin berbicara denganku,aku yang memiliki warna yang tidak memikat ! aku kesepian selama ini !!”Melati pun menitikkan air mata, “Apa ?? kau mencintaiku ? bohong !”marah si Melati tak percaya dengan kata-kata sang Merpati . “Iya ! aku sangat mencintaimu ! aku akan lakukan apa saja yang kau inginkan !” Kata Sang Merpati . “OK ! buktikan itu ! aku ingin kau dapat merubahku menjadi merah dalam jangka waktu 2 hari !” Pinta sang Melati . “OK ! akan ku lakukan itu,berikan aku waktu”Kata Sang Merpati dan ia segera terbang ke ranting pohon dekat sangkarnya . Selama 2 hari itu,merpati selalu memikirkan bagaimana cara merubah melati putih menjadi merah,ia selalu memikirkan nya . 2 hari kemudian,datanglah merpati ke pagar dekat melati.Melati sedang terlelap di subuh hari itu . Merpati belum menemukan cara bagaimana membuat melati putih menjadi merah . Setelah beberapa saat ia memandangi melati,terlintaslah cara untuk merubah melati putih menjadi merah . Merpati terbang ke tepi jalan,dilihatnya lampu jalan yang terlak di sudut kota,ia segera memecahkan bohlam lampu dengan kepalanya sehingga bohlam jatuh dan pecah.Diambilnya pecahan bohlam yang terbesar dan dibawanya ke Taman . Taman masih terlihat sepi. Merpatipun terbang ke atas Sang Melati,di pegangnya pecahan kaca yang terletak di sayap kanannya,dalam keadaan terbang di atas,Merpati mulai menggoreskan pecahan bohlam itu ke sayap kirinya, setelah beberapa waktu,darah menetes ke melati putih itu,dan keajaiban terjadi,melati yang semula putih itu berubah menjadi kemerah merahan , ternyata mahkota yang menyerap darah yang penuh cinta itu . Merpati tersenyum bahagia,di potongnya lagi sayap kirinya sampai putus dan jatuh kebawah. Merpatipun terlihat semakin melemah namun tetap tersenyum,kini,merpatipun terbang dengan satu sayap saja,walau sulit untuk di percaya,merpati masih dapat terbang dengan satu sayap saja . Demi membahagiakan melati putih kesayangannya,merpati rela menggigit sayap kanannya dengan mulutnya,hingga,keluarnya tetes tetes darah merpati,darah semakin deras menetes ke melati,kini,melati itu benar-benar merah. Merah yang bukan merah biasa,merah yang sangaaaaat merah sekali,kini,melati terlihat memikat hati . Namun,Merpati tersenyum,jatuh,dan melemah . Terlihat merpati mengatakan sesuatu terhadap rerumputan itu . Waktu menunjukkan pukul 6:30,matahi terbit di timur sana,melati putih yang kini menjadi merah pun terbangun. Ia kaget,ia melihat merpati jatuh dengan 1 sayap yang terpisah dari tubuhnya,dan satu sayang terkoyak dan masih melekat ditubuh sang merpati . Entah mengapa,melati pun menangis . “Melati-melati,sekarang lihatlah,merpati telah membuktikannnya,kini kau telihat anggun dengan warna merah yang sangaaaaat merah ! Ia tadi bilang : Bilang pada melati,bahwa aku mencintainya,aku rela melakukan apapun untuknya,walaupun itu tidak dapat membuatku bahagia lagi,kini,aku tidak memiliki sayap yang dapat berfungsi lagi,cinta itu tidak memandang perbedaan,aku sangaaat mencintai melati,dan bilanglah,maaf,aku tidak dapat melindungimu lagi di tengah malam yang dingin dengan meneteskan air panas,kini,ia pasti akan memikat hati pengunjung taman ini,ia pasti akan hidup bahagia tanpa diriku,aku sungguh bahagia bila melihatnya bahagia,lihatlah rumput ! melati anggun bukan dengan warna merah darahku ? aku rela mati untuknya, dan bilang padanya .. aku sangat mencintainya.. dan ntah mengapa.. merpati tidur dan tidak terbangun lagi !” Kata rerumputan menyampaikan pesan dari detik-detik terakhir kehidupan merpati .Melati sekali lagi meneteskan air mata tanda kesedihan,ia kini menyesal . “Kenapa aku selalu tidak mempercayai kata-kataa merpati ?? kenapa ??? aku sungguh menyesal !! oh tuhan !! buatlah merpati kembali bahagia !! ku inginkan ia bahagia !! “ Melati teriak menangis . Namun,itu telah terlambat,sekarang ia tak dapat lagi melihat merpati,dan ternyata..sebenarnya... melati juga mencintai merpati , namun ia tak ingin mengakuinya . Seorang wanita cantik datang menghampiri melati . “Hei sayang ! lihatlah ! melati ini sungguh anggun,dan ia... merah ! sungguh merah !”Kata wanita itu dengan lelaki di sampingnya .Lelaki itu memetik melati,dan memberikan kepada wanita itu . “Ini,kamu rawat ya?”Kata lelaki itu sambil tersenyum . “OK say !”Jawab sang wanita .Merekapun meninggali taman .“Merpati,sungguh,ku takpercaya, kata-kata mu membuatku percaya apa arti cinta,kini..aku mungkin dapat hidup bahagia dengan wanita ini...ku harapkan engkau dspt hidup di surga sana dengan bahagia,dan makasih atas darahmu..dan ... i love you” Kata melati dalam benaknya .
»»  Baca Selengkapnya..

Untukmu "Bunda"

Lelah hati, menemani keseharianku....Jenuh dan rasa penat kini membelengguku......Berteman dengan sepi, meratapi kepedihan namun mencoba tetap bertahan...ingin rasaNya keluar dari situasi seperti ini....Namun fikiran ini membuatku terus terpaku....Semua yang kulakukan seakan tiada arti... tiada nilai.....Selalu merasa gagal dalam diri ini...Masalah kian masalah makin menumpuk....Rasanya aq bagai berada di tumpukan jerami dalam kadang yang sempit.....Terasa sesaaakkkk.........Aku tak pernah bermimpi ingin menjadi tuan putri...atau hidup dengan kemewahan....Hanya Ingin meLihat senyumMu Bunda....Namun hal se'sederhana itupun suLit kuwujudkan..Sosokmu bunda, yang membuat ku bertahan dalam situasi ini...aku akan BerusaHaaa sekuadd tenaga... akanku Lakukan yang terbaik untukMu....Demi seNyumMu Bunda..... :)Aku berjanji...Tak akan pernah Letih Lagi.....Aku Takkan membuatmu menangis lagi.....Aku akan tetap Bertahan untukmu....Menjadi sandaranMu disaat usiamu..... :)Aku akan berikan KEBAHAGIANKU untukmu...... :)Hanya untuk Mu Bunda... :)Love u Bunda.... :) :)Teruntuk para Bunda di seluruh dunia
»»  Baca Selengkapnya..

Satu waktu Tiga Hati

Sisa-sisa hujan belum juga reda. Aku mengulurkan tangan melewati cucuran atap. Membiarkan rintik-rintik hujan berebut singgah di telapak tangan. Hiruk pikuk asap dari secangkir capucino tersaji di atas meja lesehan. Aku memalingkan pandangan. Lalu menatap Jumi.

“Aku mengatakannya karena aku tidak mampu lagi untuk menahannya. Semakin sakit jika harus terus dipendam. Terlalu cepat, Fik?” suara Jumi bergetar. Persis seperti getar-getar cinta yang saat ini memenuhi seluruh nadinya. Jumi menatapku, mengharapkan jawaban. Jawaban dari akhir ceritanya di lesehan ini. Seteguk capucino menghangatkan tenggorokanku. Aku menggelengkan kepala tanpa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutku. Berharap Jumi puas dengan jawabanku. Ia sedikit terhibur.

Lama-lama lesehan ini ramai dikunjungi orang. Dua jam sudah kami di sini. Tiba-tiba ponselku bergetar. Aku lihat di layarnya. Tertera nama Gugun. Tanganku sedikit gemetar. Sebentar aku melihat Jumi. Gejolak rasa bersalah menguliti tubuhku. Lebih-lebih ketika Jumi mengutarakan seluruh perasaannya tentang Gugun kepadaku. Gugun masih terus memanggil. Sedikit gugup, aku sedikit menjauh dari Jumi. Berusaha agar ia tidak mendengar semua perbincanganku dengan Gugun. “Jum! Tunggu sebentar, yach! Dari kakak!” kataku pada Jumi sambil meninggalkannya. Tentunya ia percaya dengan kebohonganku.
“Halo Gun!” sedikit ketakutan, aku mengecilkan suara.
“Fika! Tugas Metode Penelitian sudah siap? Aku kurang paham. Tolong ajarkan, Fik!”
“A..a…ku?” tanyaku gugup
‘Ia! Please!” jawabnya dengan penuh harap
“T…ta…ta…pi, aku rasa Gugun lebih paham dari aku!”
“Please, Fik! Aku nggak paham Metode Penelitian!”
“Ok, di pustaka wilayah, besok, jam 1!” sambungku tanpa ada keraguan.
“Ok, my friend!”
****
Jumi masih menikmati pandangannya yang hampa akan tujuan. Sedari tadi ia hanya membelai-belai gelas capucino itu. Belum seteguk pun diminumnya.
“Jum, ikut nggak belajar sama…”
Sebuah petir besar menyambar. Mengejutkan semua pengunjung lesehan. Termasuk aku dan Jumi. Kami menyaksikan beberapa pengunjung lesehan yang gaduh.
“Belajar? Belajar sama siapa?” Jumi melanjutkan kata-kataku yang belum selesai.
“Belajar…belajar…yach belajar!” jawabku gugup
“Tadi katanya belajar sama…”
“Maksud aku, kita belajar sama-sama!” Aku menjadi seorang pembohong ulung di keadaan ini. Berharap Jumi percaya dengan kata-kataku yang sedikit gugup. “Apalagi minggu depan kita semester, nggak apa-apalah sesekali kita belajar bareng!” sambungku.
Jumi menganggukkan kepalanya. Sedikit keberuntungan berpihak padaku. Jumi percaya. Untungnya, ia tidak meminta waktu belajarnya esok.
****
Esok hari. Dia sudah menungguku. Dari balik kaca bening, jelas aku melihatnya mengutak-atik sebuah laptop. Rasa bersalah itu mulai bergejolak kembali. Apakah aku sesuai dengan apa yang dikatakan orang-orang? Aku yang menepuk air. Sayangnya, yang basah bukan mukaku, tapi muka Jumi. Apa yang harus aku dahulukan? Perasaan aku sendiri atau perasaan sang teman. Langkah ini begitu berat. Semakin berat ketika aku semakin berada dekat dengannya.
“Hmm” Gugun melihat ke arahku. “Sibuk nich!” aku menyapanya dengan sedikit gurauan. Berusaha mengurangi rasa tegang ketika melihatnya.

Senyumnya melebar. Jujur aku katakan, enam bulan aku mengenalnya, belum pernah ia tersenyum seperti ini. Senyum yang merekah, polos, dan senyum sebuah kejujuran dengan mata yang bercahaya menatapku. Apakah ini senyum untukku, Gun?. Untukku? Jangan mimpi, Fika! Aku tidak seharusnya melihat senyum indahnya di pagi ini.

“Tukang jaga pintu, yach?”
Sentak aku terkejut mendengarnya. Berarti dari tadi ia sudah melihat aku yang mematung di pintu masuk pustaka wilayah. Wajahku memerah. Dadaku berdebar. Keringat dingin mengucur dari seluruh tubuhku. Harapanku dia tidak ingin tahu apa yang aku rasakan saat ini.

Ada perasaan berbeda ketika aku berada dekat dengannya. Aku tahu, mata kecilmu selalu memandangku, Gun. Aku merasakannya ketika kita sedang belajar, ketika kita sedang berdiskusi, atau ketika kita berdua bercanda. Mungkin dirimu tak tahu tentang itu. Gugun ingat! sebuah kalimat—karena aku menyukaimu, Fik!—keluar dari mulutmu, Gun. Kini sedang menjadi hantu dalam setiap waktu dan nafasku. Walau ketika itu kita hanya bercanda. Aku senang mendengarnya. Senang sekali!
“Hei…!” Gugun mengejutkanku. “Melamun! Mikir apa?”
“kg…kg…nggak. Nggak mikir apa-apa. Benar, aku nggak mikir apa-apa!” aku meyakinkan Gugun. Berusaha mengembalikan konsentrasi pada pelajaran yang akan kami bahas. Keringatku masih bercucuran. Bahkan keluar lebih banyak. Penyejuk ruangan tak mampu menahan keringatku. Sekuat tenaga aku berusaha fokus. Fokus Fika! Fokus! Jeritku dalam hati.

Dan untuk pertama kalinya pandangan kami berpapasan. Bertemu pada satu titik yang sangat aku harapkan.
“Gun! Lagi ada masalah yach?”
“Nggak! Kelihatannya aku ada masalah?”
Aku menganggukkan kepala. “Jangan bohong!” jawabku

Aku tahu ini salah. Pesan yang dipercayakan Jumi, telah aku salah gunakan untuk kepentingan diriku sendiri. Menggali perasaan seseorang yang kuharapkan kehadirannya dengan menggunakan wayang. Sang wayang bukanlah siapa-siapa, melainkan temanku sendiri. Lalu, aku sebagai dalang akan menutup tirai setelah pentas berakhir. Tapi, aku ingin yang terbaik.
Gugun mengembalikan pandangan pada sebuah buku yang berada di tangannya.
“Fik!” Aku mendengar ia memanggilku. Mencoba berfikir positif, dia akan bertanya tentang pelajaran. Tidak lebih dari itu.

Gugun melanjutkan perkataannya yang jauh dari apa yang aku harapkan, Aku terpaksa menegakkan wajah untuk melihatnya. “Sebagai laki-laki, ketika ada seorang wanita yang mengungkapkan perasaannya pada ku, bukan main rasa senang yang aku rasakan. Nggak terlalu muluk, Fik. Tapi sayang, pe-rasaanku tidak bisa berkata ya, untuk itu.”
“Untuk itu apa?” aku pura-pura tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Gugun. Jauh di dalam hatiku bertabur rasa senang karena aku telah mendapatkan jawaban Gugun yang paling dinantikan Jumi. Tapi, aku tidak boleh mengorbankan perasaan siapapun. Walau pada ujungnya, perasaanku sendiri yang akan sakit.

“Sudah sejauh mana Fika tau tentang cerita ini?” aku melihat ke arah Gugun. Rupanya dia tahu apa yang ada di pikiranku saat ini. Kali ini cara berbohong apa lagi yang harus aku lakukan.
“a…a…ku…” penyakit gugupku sering muncul jika situasinya seperti ini.

“Satu hal yang ingin ku katakanJumi wanita yang hebat” sambungnya tanpa menunggu jawabanku. Gugun membalikkan halaman bukunya. Aku tatap wajahnya. Berpikir kalau ia akan menerima Jumi. Jumi memang wanita yang hebat, tidak seperti diriku yang terlena oleh kekuranganku sendiri.

Lalu, Gugun kembali menatapku dalam. Tatapan yang ingin menemukan sesuatu dalam diriku. Menarik semua perhatianku dengan kata-kata yang membelaiku hingga lelap dalam mimpi indah.
“Aku berada di sisi Jumi, tapi aku ingin fika yang berada di sisiku.”

****

Pukul Sembilan malam. Aku membuka laptop.
Malam ini, 14 Januari 2010. Aku sering dihadapkan pada dua pilihan. Tapi, ini lebih sulit dari apa yang pernah aku pilih sebelumnya. Maafkan aku bila telah menjadi orang di belakang layar selama ini. Bagaimana ingin taunya dirimu tentang Gugun, lebih kuat rasa ingin tahuku, Jum. Ketika kau merindukannya Jum, aku lebih merindukannya. Ketika kau bercerita padaku tentang rasa cintamu dengan dirinya, aku merasa sakit, Jum. Kusembunyikan rasa ini karena aku tahu, Jumi lebih dulu mengeja sunyi. Percayalah! Jumi tak akan terluka.

»»  Baca Selengkapnya..

7 Keajaiban Wanita

Dunia seisinya adalah kesenangan, dan sebaik-bauknya kesenangan adalah wanita shalehah. Wanita adalah misteri. Semua orang tahu wanita, tetapi tidak semua orang mengerti wanita.

Hanya laki-laki mulia yang memuliakan wanita, dan hanya laki-laki hina yang menghinakan wanita. Wanita shalehah lebih cantik daripada bidadari di surga. Surga laki-laki di bawah kaki Ibu, lalu di mana surga wanita ?

Wanita adalah ciptaan Allah yang sangat ajaib. Ciptaan ini memiliki lebih dari 200 organ tubuh bekerja. Dia bisa menyembuhkan sakit dengan cinta, walau dia sendiri terkadang disakiti. Dia sangat lembut, tetapi dijadikan sangat kuat. Dai mampu menanggung beban dan menahan diri untuk bersabar. Dia punya pipi yang ranum, dan di situ tersimpan kekuatannya, di situ mengalir air mata. Air mata adalah kekuatannya dan satu – satunta cara untuk melepaskan beban.

»»  Baca Selengkapnya..

10 Pengobatan Paling Aneh di Dunia

PENGOBATAN tradisional telah digunakan jauh sebelum sistem pengobatan modern dikembangkan. Dan meskipun pengobatan medis semakin maju, beragam pengobatan alami tetap digunakan.

Berikut beberapa pengobatan teraneh, namun diyakini manjur, dari berbagai penjuru dunia, seperti diuraikan situs reuters.com.

Kenari
Seorang perempuan sedang menerima pengobatan tradisional China dengan sebuah kenari di mata dan daun moxa kering yang disulut di telinga. Perempuan ini sedang menjalani pengobatan di sebuah rumah sakit di Jinan, ibu kota Provinsi Shandong.

Pasir
12 Agustus 2008: Mohammed Emad, 4, berbaring dalam posisi terkubur hingga leher dalam pasir di area pegunungan El Dakrror di Siwa Oasis, Mesir. Orang-orang di Siwa meyakini bahwa terkubur dalam pasir selama waktu terpanas di sepajang hari bisa menyembuhkan rematik, rasa sakit pada persendian dan impotensi.

Lumpur
Seorang laki-laki yang ditutupi lumpur duduk di kolam lumpur yang diyakini memiliki khasiat obat di ‘danau keajaiban/Lagoon of Miracles’, di Chilca , Peru . Danau keajaiban dengan warna kehijauan yang dikelilingi oleh kolam lumpur ini dinyatakan bisa menyembuhkan beragam penyakit, mulai dari jerawat hingga rematik.

Tanduk
Seorang penduduk sedang menerima pengobatan cupping di punggungnya di Nanning, Guangxi Zhuang Autonomous Region di China. Cupping merupakan bentuk alternatif terapi rasa sakit yang telah menjadi bagian sistem pengobatan China selama lebih dari 2.500 tahun.

Ikan
20 Mei 2008: Kazuhiro Aoki, memasukkan wajahnya ke dalam akuarium berisi ikan Garra rufa, ikan yang digunakan untuk perawatan kulit, dalam acara Beautyworld Japan trade fair di Tokyo.

Ikan
Seorang lelaki menelan ikan hidup sebagai bentuk obat di Hyderabad, India . Setiap tahun di bulan Juni, persaudaraan Bathini Goud dari Hyderabad ambil bagian dalam acara memakan ikan obat ini, yang mereka yakini bisa menyembuhkan asma dan gangguan pernafasan.

Lumba-lumba
25 Oktober 2005: Peruvian Ety Napadenschi, yang sedang hamil delapan bulan, disentuh oleh lumba-lumba bernama Wayra selama menjalani sesi terapi untuk perempuan hamil di sebuah hotel di Lima . Terapi ini diyakini bisa menstimulasi otak bayi dalam perut. Suara frekuensi tinggi dari lumba-lumba diyakini bisa mengembangkan kemampuan neuron.

Cupping
Seorang pasien sedang menjalani pengobatan cupping di Huangzhiguo Traditional Chinese Massage and Acupuncture Clinic, Shanghai . Cupping diyakini bisa mengeluarkan panas dari dalam tubuh. Terapi ini menggunakan gelas yang dipanaskan sebelum ditempatkan di atas punggung pasien.

Air seni sapi
Penduduk Kamboja sedang menampung air seni sapi yang diyakini mempunyai daya penyembuh di Provinsi Kompot, sekitar 62 mil di selatan Ibu Kota Kamboja Phnom Penh.

Sengatan lebah
Seorang lelaki China sedang menjalani terapi sengatan lebah untuk mengatasi rhinitis, peradangan di membran di hidung, di sebuah klinik di Duqu Town of Xi’an , China . Dokter di klinik tersebut juga menggunakan sengatan lebah untuk mengatasi penyakit seperti rematik dan arthritis.

»»  Baca Selengkapnya..

Kejujuran Bukti Cinta Sejati

PERCINTAAN bukan pasti berakhir dengan perkahwinan, malah ada pasangan yang bercinta bagai Laila dan Majnun tetapi akhirnya putus di pertengahan jalan.

Justeru, apabila mengingatkan kisah percintaan lama, pasti ramai di antara kita yang tersenyum sendiri. Bagi lelaki dan wanita, mereka tentu mempunyai kisah percintaan sendiri yang kadangkala jika ditulis boleh dibuat novel.

Ada yang kecewa akibat bercinta mengambil keputusan terus membujang sehingga tua, seolah-olah cinta pertama itu terlalu agung dan tidak boleh diganti dengan percintaan lain.

Namun, bagi kebanyakan kita, jodoh pertemuan ketentuan Ilahi. Justeru, apabila gagal dalam percintaan pertama, kedua dan seterusnya, masih ada ruang untuk mengubat kedukaan itu.

Apabila menjadi suami isteri, kadangkala teringat juga kisah percintaan lama. Ada di antara kita yang berani untuk memberitahu pasangannya mengenai cerita cinta yang pernah ditempuhi dan bagi yang lain menyimpan dalam memori sendiri.

Setiap orang pasti memiliki kisah masa lalu, sama ada buruk atau indah. Timbul persoalan, adakah kisah masa lalu yang buruk itu perlu diceritakan kepada kekasih kita?

Adakah jika diceritakan akan membuktikan betapa dalamnya cinta anda dan pasangan? Atau adakah dengan membuka cerita cinta lama itu akan merosak dan memporak-porandakan hubungan anda?

Ada yang berkata, jika anda tidak menyampaikan kisah cinta masa lalu, maka anda akan menjadi seorang pembohong di hadapan orang yang anda cintai dan anda tidak mungkin dapat mencintainya sepenuh hati.

Ini berlaku terutama kepada pasangan yang berkomitmen untuk bersama-sama selamanya, justeru setiap orang berhak mengetahui kisah pasangan yang dicintainya itu.

Namun, sebelum anda ingin menceritakan kisah percintaan masa lalu, pastikan pasangan anda bersedia menerima segala masa lalu anda dan melupakannya!

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menyingkap masa lalu:

- Bagaimana keadaan anda ketika melalui saat-saat percintaan dengan bekas kekasih anda.

- Kehidupan sekarang lebih baik daripada masa lalu.

- Cerita percintaan masa lalu itu akan meningkatkan kualiti cinta anda.

- Ceritakan percintaan masa lalu yang boleh memberi manfaat kepada kehidupan anda dan pasangan ketika ini.

- Jalani hubungan anda dan pasangan dengan saling menanamkan kepercayaan dalam hubungan cinta.

- Tanamkan dalam diri hubungan ketika ini amat penting, justeru anda jujur untuk menceritakan kisah percintaan masa lalu.

»»  Baca Selengkapnya..

Tips Pacaran Jarak Jauh

Pacaran jarak jauh itu bisa menyenangkan atau membuat kita menderita bahkan sampai ketingkat membosankan tergantung dari segi mana kita memandang dan menjalaninyaduit. Kalau menurut teman-teman hal itu menyenangkan, saya bisa mengkategorikan kalian sebagai sosok pemuda tampan sang Petualang Cinta (Kasarnya Buaya Darat). "Pacaran jarak jauh itu menyenangkan karena saya bebas mencari wanita lain yang lebih waw, bebas memberikan senyuman kepada siapa saja yang tertangkap oleh mata binalku ini, Dan yang paling utama yaitu saya bisa membagikan cinta dan kasih sayangku kepada semua wanita yang membutuhkan!!", salah satu jawaban andalan sang Petualang cintaencem.
Oke..Setelah kita ngalor ngidul seharian suntuk,kita langsung saja bahas Tips Menjaga Hubungan Pacaran Jarak Jauh. Tips ini sudah mendapatkan izin dari DEPKES dan terbukti tidak mengandung Melamin. Tipsnya sudah mau dibagikan sekarang atau kita mau jalan-jalan dulu nengok Informasi Busby Seo Test dan Peserta Busby seo test dari Indonesia?? Ga usah?? Kalo begitu kita langsung aja, dah siap?? Pegangan yaaa.. Dan tipsnya adalah:
1. Menjaga Komunikasiadacall
Ini adalah salah satu bagian paling vital ditubuh wanita eh maksudnya dalam hubungan pacaran baik itu jarak dekat maupun jarak jauh tetap Rp2000. Komunikasi yang tidak lancar akan menjadi batu sandungan dalam suatu hubungan pacaran jarak jauh. Sesekali kirimkan dia Sms Cinta yang "Menggigit", tapi jangan terlalu sering karena Do'i mungkin akan merasa bosan bahkan malah balik "menggigit "andalove."Tapi Chik..Pulsaku ga cukup buat ngirim Sms Cinta, Soalnya pacarku di Amrik!!", Makanya baca cara Sms Gratis Lewat Internet atau Sms Gratis Facebook dan Friendster nerd. Beruntunglah kalian wahai pemuda yang hidup di jaman sekarang, karena semuanya lebih dimudahkan!! Selain berkomunikasi lewat Handphone
, ada baiknya juga menggunakan teknologi tahun satu yaitu Kantor Pos. Kirimkan Do'i surat cinta yang adalah tulisan tangan anda sendiri, berikan tanda tangan atau Gincu. Walaupun agak Ndeso tapi entah kenapa surat kadang lebih menyentuh hati. Makanya jangan heran kalau anda biasa mendengar di media elektronik tentang surat putusan perceraian bukan Email Putusan Perceraian atau Sms Putusan Perceraian adus.
2. Percaya dan Kepercayaan
Tumbuhkan rasa percaya antara kalian. Saling percaya adalah modal utama untuk membangun hubungan pacaran jarak jauh. Jika sudah ada rasa saling percaya diantara kalian, saya yakin walaupun pasangan anda tinggal dibulan sedangkan anda di bumi, semuanya akan baik2 saja.
3. Jadwal Pertemuan
Aturlah jadwal pertemuan anda dengan sang Kekasih tercinta. Lebih bagus lagi jika anda melakukan SiDak (Inspensi Mendadak), sehingga ada efek kejutan atau Suprianto eh surprise, tapi perhatikan dan cari informasi tentang rutinitas dan jadwal kerja do'i. Jangan sampai anda berkunjung ke kotanya sementara dia juga lagi keluar kota (Mungkin Mengunjungi yang Lain).
4. Hindari Rasa Bosan terhadap Pasangan
Dalam Hubungan Pacaran Jarak Jauh, Rasa bosan adalah salah satu penyebab hancurnya suatu hubungan. Jika anda mulai merasa bosan, Coba pandangi fotonya (yang udah dicetak, bukan klise foto) lagi dan bayangkan masa-masa indah bersama do'i. Jangan bayangkan yang jorok-jorok plisss!! Berpikirlah seribu enam ratus delapn puluh tiga kali jika anda mau mengatakan saya bosan kepadanya. Seperti kata teman saya itu hanyalah perasaan yang muncul sesaatbanyakckp. Benarkah demikian?? Yang bisa jawab angkat tangan, karena ini adalah pertanyaan rebutanmenari.
5. Pikirkan matang-matang Mau dibawa kemana Hubungan ini
Tidak semua orang bisa menjalani hubungan jarak jauh dengan baik. Perlu banyak kesabaran dan usaha untuk melewati itu semua. Coba pertimbangkan positif dan negatif hubungan yang tengah dijalani. Apakah anda dan pasangan bahagia? Apakah anda lebih sering bertengkar daripada bermesraan? Apakah hubungan berubah menjadi buruk setelah kekasih pindah ke kota lain? Dan berbagai hal lainnya.Jika setelah ditimbang ternyata hal buruk lebih unggul, tak ada salahnya anda berpikir dua kali empat sama dengan delapan untuk melanjutkan hubungan jarak jauhdoa. Jangan tergesa-gesa mengakhiri hubungan, bicarakan dulu baik-baik dengan Do'i. Beri alasan dan argumen yang tepat. Pada akhirnya, akan sangat baik jika anda dan pasangan bisa menemukan jalan keluar. Siapa tahu adanya perubahan malah akan membuat lebih mesra. Tapi jika tidak, kenyataan pahit memang harus ditempuh. Lagian siapa yang mau terus-terusan sedih dan menderita karena cinta.
Nah sudah pada mengerti semua?? "Sudah Pak Guruuuu!!"sembah, kalo memang jodoh ga bakalan kemana-mana. Jadi jangan takut y anak-anak karena hubungan jarak jauh itu tenyata bisa kita siasati dengan tips-tips diatas. Kalo anda mempunyai tips-tips yang lain, tolong dibagikan agar teman-teman yang lain bisa belajar dan mendapat sedikit masukan.
»»  Baca Selengkapnya..

PENANTIAN

Setiap minggu, ia duduk di meja yang sama, jam yang sama dan memesan minuman yang sama, Iced Lemon Tea. Matanya selalu menerawang jauh keluar jendela, seperti sedang Rata Penuhmenunggu seseorang. Ia baru pulang ketika café akan tutup, itupun tanpa menyentuh minumannya sedikit pun walaupun ia tetap membayarnya. Aku merasa, ada rasa sedih dan iba setiap kali melihatnya memandang kosong ke jalanan seperti itu. Akankah ia tersenyum suatu saat nanti…?
***
Dengan tergesa-gesa, aku berlari menuju café tempatku bekerja sambil menudungi kepalaku dari rintik gerimis dengan tas. Namun, langkahku sedikit tertahan ketika melihat ada seseorang yang duduk di bangku taman yang sengaja ditempatkan di luar café. Mengapa orang itu tidak masuk ke dalam?
“Sedang menunggu orang?” sapaku ramah ketika mendekatinya. Dia sedikit terkejut dari lamunannya dan tersenyum ringan.
“Ya,” jawabnya singkat sambil tetap tersenyum. Tapi, kenapa senyumnya itu terasa sangat sedih?
“Kenapa tidak menunggu di dalam?” tanyaku seramah mungkin.
Dia terdiam sesaat, “Tempat saya yang biasanya sedang diduduki orang lain”
“Bagaimana dengan meja yang lain? Kalau anda berminat, akan saya siapkan.”
“Tidak, terima kasih. Saya akan menunggu di sini saja,” tolaknya halus.
Aku pun terdiam, tidak tahu harus berkata apa-apa lagi ketika melihat senyum lemah yang terukir kembali di wajahnya. Benar-benar membuatku penasaran sekaligus iba. Seorang cowok yang termasuk tampan namun bermata hampa tanpa semangat.
“Kalau begitu, saya masuk dulu. Kalau meja yang biasanya anda tempati kosong, akan saya beritahu.”
“Baiklah, terima kasih banyak.”
Aku pun kemudian bergegas masuk ke café dan berganti seragam. Banyak pertanyaan berkelebat di kepalaku. Aku harus berusaha keras untuk menyingkirkannya supaya bisa fokus pada pekerjaanku.
“Hei, Margie. Tadi kamu ngobrol apa aja sama ‘tuh cowok?” selidik Delvien tiba-tiba ketika aku sedang menyiapkan pesanan pelanggan.
“Cuma tanya kenapa dia nggak masuk ke dalam. Katanya sih, karena meja tempat dia biasanya duduk lagi ditempatin,” jawabku singkat sambil meletakkan sepiring roti bakar keju dan secangkir the hangat di nampanku.
“Cuma itu?”
“Iya, memangnya kenapa?”
“Nggak, hanya penasaran aja. Soalnya ‘tuh cowok tiap minggu datang ke sini seperti lagi nunggu seseorang yang nggak pernah datang. Padahal cakep gitu,” jawab Delvien dengan tampang serius. Aku hanya terdiam mendengarnya. Memang benar dia terkenal karena kebiasaanya yang ‘agak unik’ itu. Aku sendiri pun penasaran setiap kali melihat dirinya memandang kosong keluar jendela seperti itu. Kira-kira siapa yang ditunggunya, ya? Apa mungkin pacarnya?
Aku terkesiap ketika sadar memikirkan hal yang tak pantas di saat kerja. “Sudah, ah. Gosip mulu. Nanti bisa dimarahin Mbak Novi klo ketahuan ngobrol pas kerja, nih” sergahku panik sambil membawa pesanan ke meja pelanggan. Delvien hanya bisa merengut dan kembali mengerjakan tugasnya sebagai kasir.
Ketika kulihat meja nomor dua dari belakang yang tepat berada di samping jendela telah kosong, aku pun teringat dengan janjiku pada cowok itu. Segera kubersihkan meja tersebut dengan perasaan yang agak sedikit campur aduk.
Meja pun sudah siap, kulirik keadaan di luar ruangan lewat jendela. Di luar sudah mulai cerah walaupun malam telah tiba. Aku pun bermaksud memberitahukan pada pelanggan ‘istimewa’ kami bahwa meja yang diinginkannya sudah siap. Ketika kulihat bangku taman yang ada di depan café telah kosong, entah kenapa rasanya hatiku mencelos. Ada rasa sesal, kenapa aku tidak lebih cepat menyiapkan meja itu?
Jam kerjaku pun akhirnya berakhir. Dengan langkah tak bersemangat, aku pun berjalan pulang. Kusempatkan diriku untuk mampir di taman kecil dekat café untuk melegakan pikiranku. Belum berapa jauh aku masuk ke taman, aku melihatnya sedang duduk di ayunan. Dengan sedikit ragu-ragu, aku mendekatinya.
“Maaf, tadi saya terlambat memberitahu meja langganan anda sudah siap.”
Diapun tersadar dari lamunannya. “Tidak apa-apa. Saya rasa ada baiknya sesekali saya duduk di luar seperti ini,” jawabnya ramah sambil berayun-ayun sedikit.
Kami pun terdiam, masing-masing dengan pikirannya sendiri. Aku pun duduk di ayunan sebelahnya yang kosong.
“Baru mau pulang?” tanyanya memecah kesunyian.
“Ya, rumah saya dekat dari sini. Jadi, kadang-kadang saya mampir ke sini kalau suntuk,” jawabku sambil tertawa kecil.
“Oh, begitu. Saya dulu juga sering ke sini ketika hari cerah. Tapi sudah cukup lama juga saya tidak main ke sini lagi, baru hari ini.”
“Memang kenapa?”tanyaku spontan, “Aduh, maaf tiba-tiba bertanya seenaknya” wajahku memerah. Bisa-bisanya aku langsung bertanya seperti itu pada orang asing! Kalau Mama tahu, aku pasti bisa diceramahi panjang lebar tentang tata karma. Aku pun tertunduk salah tingkah. Dia hanya tersenyum maklum.
“Dulu, saya sering ke sini bersama teman masa kecil saya sejak kelas 1 SMP. Kami biasa duduk-duduk di ayunan seperti ini, mengobrol, bercanda…” matanya kembali menerawang jauh. Aku hanya diam memperhatikan.
“Suatu hari, saya mengajaknya bertemu di café tempatmu bekerja. Saya berencana untuk merayakan ulang tahunnya sambil memintanya menjadi pacar saya.”
“Tapi, di hari yang saya nanti-nantikan tersebut, dia tak kunjung datang. Saya menunggu dan terus menunggu. Saya sudah mencoba menelpon HP-nya, tapi tak tersambung. Keesokannya, saya pergi ke rumahnya, namun rumah tersebut kosong…” ucapannya terhenti. Terlihat matanya yang begitu sedih namun berusaha tegar.
“…saya terus menunggunya, berharap mungkin dia akan datang ke café memenuhi janji kami…walaupun kau tahu bagaimana akhirnya…” seulas senyuman pahit terukir di wajahnya. Hatiku pun menjadi trenyuh.
“Dan…hari ini…saya…menerima surat undangan pernikahannya…yang akan diadakan dua minggu lagi…”
Hatiku mencelos, terasa sakit. Aku bisa merasakan kepedihannya, rasa sakit dan sedihnya, begitu terasa…sampai-sampai rasanya aku pun ingin menangis. Menangis karena dirinya, tapi juga karena…aku?
“Sekarang, saya sedang bingung…apakah saya harus menghadiri acara itu dan mengucapkan selamat…atau saya harus belajar untuk melupakannya…?” terdengar nada putus asa dari kalimatnya yang terakhir. Dia pun tertunduk pilu. Sosoknya yang putus asa di temaram lampu taman membuat hatiku sakit. Kesunyian ini membuat hatiku semakin sakit, aku ingin berkata sesuatu untuk menguatkannya, tapi mulutku serasa terkunci.
Kutatap bintang yang mulai bermunculan di balik awan. Sepoi angin malam mempermainkan rambutku. Kurasa, sebenarnya sejak awal melihatnya aku mulai tertarik padanya. Rasa cinta yang diselimuti kesedihan yang terpancar dari matanya membuatku ingin mengenalnya dan membuatnya tersenyum. Bahkan, setelah mendengar ceritanya, sepertinya aku makin terjerat olehnya. Apakah aku …telah… jatuh cinta?
“Saya rasa…anda harus jujur pada diri sendiri…apakah yang sebenarnya paling anda inginkan bagi dirinya dan bagi diri anda? Mungkin jawabannya bukanlah akhir yang membahagiakan…tapi…setidaknya dengan satu keputusan, hal itu akan menentukan sebuah awal dari sesuatu yang baru…” kataku perlahan namun pasti.
Dia hanya terdiam tertunduk. Entah apa yang dipikirkannya tentangku. Seseorang yang baru mengajaknya bicara hari ini dan bahkan lebih muda beberapa tahun darinya, memberikan suatu nasehat. Tapi, aku hanya ingin dia tahu bahwa aku tulus memikirkannya.
Waktu terus berjalan. Kami tetap asyik dengan keheningan malam dengan pikiran kami masing-masing. Hari esok yang seperti apakah yang akan kami lalui?
***
Sebulan telah berlalu sejak malam itu. Dia tak pernah muncul lagi di café dan tentunya mengundang banyak tanya dari teman-temanku…kecuali aku. Aku hanya diam tak memberitahukan kejadian saat itu pada siapapun. Meskipun ada rasa sesal dan sedih di hati, aku hanya bisa berharap yang terbaik untuknya. Terkadang aku merasa kesal sendiri, kenapa aku bisa-bisanya mengungkapkan pendapatku seperti itu? Pada seseorang yang tak dikenal pula!
Aku hanya bisa mendesah nafas berat setiap kali terkenang saat itu. Haahh…semoga dia baik-baik saja…
Sore itu, aku kembali mengerjakan keseharian pekerjaan sebagai pelayan meja. Sempat aku heran dengan keriuhan yang tak biasa dari antara teman-temanku ketika aku selesai berganti seragam, namun aku tak begitu memperhatikannya.
“Margie, antarkan pesanan meja nomor 22!” perintah Mbak Novi.
“Ah, baik!” jawabku cepat lalu mengambil nampan berisi Iced Lemon Tea. Sejenak, aku termenung ketika melihat pesanan itu. Terkenang dirinya yang selalu memandang keluar jendela dengan tatapan hampa dan selalu memesan Iced Lemon Tea seperti yang kupegang ini.
“Margie, jangan melamun, ah! Ditunggu, tuh pesanannya,” tegur Mbak Novi
“Ah, iya! Maaf!” aku tersentak malu.
Dengan tergesa-gesa namun tetap berhari-hati, kuantarkan pesanan ke meja yang sengaja disiapkan di luar café untuk pelanggan yang menyukai menyantap pesanannya di di udara luar.
Di tempat tersebut, kulihat seseorang yang duduk memunggungiku, menatap pemandang hijau di kejauhan. Aku sedikit terkejut ketika melihat punggung yang lumayan begitu kukenal itu. Kok bisa?!
“Permisi, ini Iced Lemon Tea pesanannya.”
Si pemesan pun berbalik. Orang itu! Tapi kali ini matanya tidak lagi hampa, aku bisa melihat semangat hidup dari kedua matanya. Seulas senyum cerah nan tulus pun kini nampak di wajahnya, bukan lagi senyum sedih yang dipaksakan.
“Ah…lama tak bertemu,” kataku sedikit tergagap. Aku pun tersentak teringat kejadian malam itu, “Ah, maaf untuk yang waktu itu. Saya hanya bermaksud…”
“Tidak apa-apa. Saya mengerti, kok,” potongnya sambil tertawa kecil.
Rasanya hari ini sangat cerah begitu melihat tawa kecilnya yang terlihat begitu lepas!
“Ngomong-ngomong, kamu nanti tugas sampai jam berapa?” tanyanya
“Saya tugas sampai jam 9 malam. Memang kenapa?” Aku merutuk dalam hati atas kepolosanku yang konyol dengan pertanyaanku yang terakhir.
“Nanti malam…saya harap kita bisa bertemu lagi di taman yang waktu itu. Bagaimana?” tanyanya sopan tak terpengaruh dengan kekonyolanku.
“Baiklah. Nanti saya akan datang.” Hatiku begitu berdebar-debar dan penasaran.
Sepanjang sisa waktu kerjaku hari itu, aku tak bisa tidak berhenti memikirkan kemungkinan apa yang akan terjadi nanti. Begitu penasarannya, hampir-hampir aku tidak bisa berkonsentrasi pada pekerjaanku dan sempat ditegur Mbak Novi karena salah mengantarkan pesanan sampai dua kali.
Akhirnya waktu tutup café pun tiba. Dengan tergesa-gesa aku menuju taman tempat kami janji bertemu. Sesampainya di pintu masuk taman, dengan gugup, kurapikan rambutku yang sedikit acak-acakan karena berlari. Kupastikan bajuku dalam keadaan rapi. Walaupun hanya mengenakan T-shirt berwarna oranye terang yang kubeli di pasar murah bulan lalu dan celana blue jeans yang termasuk sering kupakai untuk bepergian sehari-hari, setidaknya aku tidak ingin terlihat kucel.
Setelah menarik nafas 2-3 kali, aku menyiapkan hati memasuki taman menuju ayunan yang berada di tengah-tengah area. Malam ini seperti malam itu, suasana sedikit temaran diterangi lampu taman yang ada di sudut-sudut taman. Hanya saja, malam ini bulan purnama bersinar cerah, bahkan langit pun hanya diselingi sedikit awan. Semoga ini pertanda bagus!
“Maaf lama,”sapaku begitu mendekatinya yang sedang duduk di ayunan seperti waktu itu.
“Tidak apa-apa. Ayo, duduk dulu.” Kedatanganku disambut dengan senyumnya.Dengan gugup, aku duduk seperti yang dipintanya.
“A…ada apa, ya kalau boleh saya tahu?” tanyaku setelah kurasa cukup lama kami terdiam.
“Saya…ingin mengucapkan terima kasih…” jawabnya sambil tetap menatap bulan yang bulat penuh.
“Ah? Terima kasih untuk apa?” tanyaku bingung. Dia terdiam sesaat, tetap memandangi Sang Mutiara Malam. Aku pun terdiam memandanginya wajahnya yang tanpa beban, tersenyum ringan.
“Saya…memikirkan nasehatmu sejak malam itu. Semula saya tidak tahu saya harus berbuat apa. Jauh di dalam hati saya, saya masih mencintainya. Berharap apa yang terjadi itu hanya ilusi. Selama berhari-hari sebelum hari pernikahan, saya mengunjungi tempat-tempat kenangan kami yang lain.”
“Suatu hari saya tersadar akan satu hal. Saya memang mencintainya, dan walau apa pun yang terjadi, dia tetap adalah orang yang pernah menduduki tempat istimewa dalam hati saya. Lalu, saya berpikir, bagaimana halnya dengan dia? Apakah dia juga mencintai saya, setidaknya pernah mencintai saya?”
Terdengar suara tarikan nafasnya untuk melanjutkan ceritanya. Aku pun diam memperhatikan walaupun hatiku sebenarnya terasa sakit.
“Saya pun mendatangi rumahnya yang baru. Suatu langkah yang sempat tidak saya berani ambil karena takut. Saya bertemu dengannya dan berbicara dengannya seperti biasa. Akhirnya saya membulatkan tekad untuk menyatakan perasaan saya. Semula dia sedikit kaget, tapi akhirnya saya mengetahui bahwa dia mengganggap saya selama ini tak lebih dari seorang sahabat bahkan seperti saudaranya sendiri. Orang yang akan dinikahinya tunangannya sekaligus cinta masa kecilnya yang baru pulang studi di luar negeri.”
“Hati saya sempat sakit dan sedih. Ternyata, gadis yang saya cintai telah mempunyai orang lain di hatinya dan perasaannya berbalas. Saya hanya bisa pasrah dan mendoakan yang terbaik baginya. Setelah cukup lama berpikir, saya pun bisa menghadiri pernikahannya…sebagai sahabat terbaiknya…”
Pembicaraan kami sempat terhenti sejenak. Aku tetap diam menyimak dan mencerna ceritanya. Angin malam berhembus menggoyangkan dahan-dahan pohon flamboyan, seakan mencoba memecah kesunyian
“ Butuh 2 minggu untuk menata kembali hati saya. Di saat malam, ketika senggang, saya merenung memandangi langit seperti sekarang ini. Walau terdengar klise atau semacamnya, saya harap saya akan bisa tetap mendoakan yang terbaik baginya, bagi dirinya yang pernah mengisi hidup saya. Dan…,” tatapan beralih kepadaku yang serius menyimak kata-katanya, “saya bersyukur bertemu denganmu. Saya merasa dikuatkan untuk jujur pada diri sendiri dengan menghadapi kenyataan sehingga saya bisa mengambil tindakan yang seharusnya saya ambil dari awal.”
Wajahku terasa panas terbakar. “Ah…ti..tidak, itu bukan karena saya. Anda terlalu berlebihan” jawabku tertunduk malu berusaha merendah.
Dia tertawa melihat sikapku yang salah tingkah. Aku hanya bisa tambah tertunduk malu. Jangan sampai dia tahu kalau aku sebenarnya jatuh cinta padanya, bahkan sekarang lebih lagi! Tidak saat ini!
“Yang pasti, bila waktu itu kamu tidak menyapa saya, saya rasa saya tetap tidak tahu harus berbuat apa dan tetap terpuruk. Sekarang saat ini saya mantap ingin menjalani awal yang baru.”
Aku tersenyum senang. Ada rasa lega melihat wajahnya yang kini bersinar dan matanya yang kini penuh harapan di bawah sinar bulan.
“Karena itu, saya harap untuk support-nya untuk selanjutnya, ya. Siapa tahu, suatu hari nanti saya benar-benar jatuh cinta padamu” candanya sambil mengedip.
“Eh…ehhh?!!!A..apa…maksudnya?!” tanyaku gelagapan, hampir jatuh dari ayunan. Wajahku terasa panas membara dan jantungku berdebar tidak karuan.
“Hahahaha…dari reaksimu pun saya bisa tahu apa yang kamu pikirkan tentang saya. Saya rasa orang polos sepertimu manis juga, Margaretha.”
“Ehhh…darimana anda tahu nama saya?” tanyaku makin gelagapan.
“Tentu saja bertanya, dan ngomong-ngomong, namaku Anggarda,”senyumnya manis.
Ahhhh…Sang Pangeran yang dulu selalu bersedih, kini tengah tersenyum manis padaku!!! Bahkan dia menggodaku?! Aduh…bagaimana hatiku nantinya…?!! Bulan di atas sana terlihat begitu berkilau indah, menyinari riak-riak hatiku…
»»  Baca Selengkapnya..